Jumat, 26 Juni 2015

Bulan Sabit



Ini khayalanku saat kecil dulu. Pada saat itu, aku ingin duduk di lengkungan Bulan Sabit. Mengenakan gaun berwarna merah muda dengan bros mawar di pinggang. Melingkarkan flower crown di atas kepala dan membiarkan rambutku terurai. Bulan Sabit tidak sendirian melainkan ditemani oleh jutaan bintang-gemintang yang berkilauan bak permata.
Mereka terlihat begitu akrab, mereka sangat cantik, hiasan Tuhan penentram malam. Aku merasa tiap kali berjalan atau berlari kecil, mereka seperti mengiringiku. Takut aku terjatuh atau terpeleset. Mereka adalah sahabat malamku pengantar bunga tidur. Aku ingat benar, dulu sebelum tidur sembari didongengi Ibu, aku bersenandung, "Ambilkan Bulan, Bu", "Bulan", dan "Bintang Kecil" hingga aku terlelap.
Andai Bulan Sabit dapat diambil, kan kupinta semua bintang untuk membentuk sebuah tangga menuju Bulan Sabit. Ingin aku meluncur di atas punggung Bulan Sabit hingga terhempas di gumpalan awan putih nan lembut dan melayang menembus jutaan bintang. Lalu kuajak dia bersamaku agar tidurku tenang dan lelap dalam impian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar