Ini
khayalanku saat kecil dulu. Pada saat itu, aku ingin duduk di lengkungan Bulan
Sabit. Mengenakan gaun berwarna merah muda dengan bros mawar di pinggang.
Melingkarkan flower crown di atas kepala dan membiarkan rambutku terurai. Bulan
Sabit tidak sendirian melainkan ditemani oleh jutaan bintang-gemintang yang
berkilauan bak permata.
Mereka
terlihat begitu akrab, mereka sangat cantik, hiasan Tuhan penentram malam. Aku
merasa tiap kali berjalan atau berlari kecil, mereka seperti mengiringiku.
Takut aku terjatuh atau terpeleset. Mereka adalah sahabat malamku pengantar
bunga tidur. Aku ingat benar, dulu sebelum tidur sembari didongengi Ibu, aku
bersenandung, "Ambilkan Bulan, Bu", "Bulan", dan
"Bintang Kecil" hingga aku terlelap.
Andai
Bulan Sabit dapat diambil, kan kupinta semua bintang untuk membentuk sebuah
tangga menuju Bulan Sabit. Ingin aku meluncur di atas punggung Bulan Sabit hingga
terhempas di gumpalan awan putih nan lembut dan melayang menembus jutaan
bintang. Lalu kuajak dia bersamaku agar tidurku tenang dan lelap dalam impian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar